#30HariMenulisSuratCinta
Hei, kamu. selamat pagi!
Hei, kamu. selamat pagi!
ya, kamu! emang siapa lagi yang setiap hari nya hilir mudik di otak ini?
masih ga ngerti ya, kenapa kamu masih aja jalan-jalan di dalam sana meski telah di usir berkali-kali. dasar ga tau malu!
tidak
cukup kah jiwa mu sendiri yang di perangkap mati? atau kamu justru
bahagia melihat banyak orang menjadi zombie? oh bukan, bukan banyak
orang. tapi aku yang jadi zombie! puas, hah?
kamu
senang kan, melihat aku hidup tanpa jiwa. aku berjalan kesana-kemari
dengan tatapan kosong, hampa, dan hambar. aku bergerak tanpa bisa
merasa. aku kehilangan keseimbangan jiwa, ketenangan telah tiada. ia
pergi jauh dan terpenjara semu.
eh, maling!
balikin
hati aku yang hilang. jangan setelah kamu ambil dengan paksa, terus
saat kamu ga butuh lagi, kamu gantung-gantungin aja itu hati. udah....
kalo kamu ga perlu lagi sama hati yang kamu maling itu, balikin ke
pememilik nya kenapa? ga berani balikin? atau... kamu emang lebih suka
bermain-main dengan banyak hati manusia, mengantungnya sesuka hati, lalu
membiarkan hati itu kering, dengan balutan darah dan nanah. Dasar sakit
jiwa!
orang gila!
cukup
kamu deh yang gila, jangan nyebarin virus kemana-mana. cukup kamu....
dan jangan bawa-bawa aku. ah, aku terlalu lugu, terlalu empuk jadi
sasaran, terlalu mudah di cekoki berbagai virus, terlalu sabar untuk di
sayati.
Cukup!
aku sudah meradang, basah, bersimbah darah dan masih saja terus-terusan
kau taburkan merica dan garam di atas nya. ini perih! sangat perih. Aku
dedaunan kering yang berjatuhan pada kemarau panjang. lihat, itu aku.
itu aku yang terlalu lelah untuk menunggu pergantian musim. itu aku yang
letih bertahan pada ranting-ranting yang tak memberi ku nutrisi. Itu
aku yang terlalu sabar untuk mencinta pohon yang bahkan tak
memperdulikan aku ketika ku jatuh. hahaha... si pohon justru bersyukur
aku gugur, mengurangi penguapan katanya.
ah~ dasar tak punya hati...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
leave your comment(s) please :)